Senin, 30 Januari 2017

Bendera Merah Putih Adalah Bendera Nabi Muhammad S.A.W (API SEJARAH)

Bendera Merah Putih Adalah Bendera Nabi Muhammad S.A.W (API SEJARAH)

Selamat Datang di طَلَبُ الْعَلْمِ


إِنَّ اللَّهَ زَوَى لِي الْأَرْضَ فَرَأَيْتُ مَشَارِقَهَا وَمَغَارِبَهَا وَإِنَّ أُمَّتِي سَيَبْلُغُ مُلْكُهَا مَا زُوِيَ لِي مِنْهَا وَأُعْطِيتُ الْكَنْزَيْنِ الْأَحْمَرَ وَالْأَبْيَضَ وَإِنِّي سَأَلْتُ رَبِّي لِأُمَّتِي أَنْ لَا يُهْلِكَهَا بِسَنَةٍ عَامَّةٍ وَأَنْ لَا يُسَلِّطَ عَلَيْهِمْ عَدُوًّا مِنْ سِوَى أَنْفُسِهِمْ فَيَسْتَبِيحَ بَيْضَتَهُمْ وَإِنَّ رَبِّي قَالَ يَا مُحَمَّدُ إِنِّي إِذَا قَضَيْتُ قَضَاءً فَإِنَّهُ لَا يُرَدُّ وَإِنِّي أَعْطَيْتُكَ لِأُمَّتِكَ أَنْ لَا أُهْلِكَهُمْ بِسَنَةٍ عَامَّةٍ وَأَنْ لَا أُسَلِّطَ عَلَيْهِمْ عَدُوًّا مِنْ سِوَى أَنْفُسِهِمْ يَسْتَبِيحُ بَيْضَتَهُمْ وَلَوْ اجْتَمَعَ عَلَيْهِمْ مَنْ بِأَقْطَارِهَا أَوْ قَالَ مَنْ بَيْنَ أَقْطَارِهَا حَتَّى يَكُونَ بَعْضُهُمْ يُهْلِكُ بَعْضًا وَيَسْبِي بَعْضُهُمْ بَعْضًا

“Sesungguhnya Allah menggulung bumi untukku sehingga aku bisa melihat timur dan baratnya. Dan sesungguhnya kekuasaan ummatku akan mencapai apa yang telah dinampakkan untukku. Aku diberi dua harta simpanan: Merah dan putih. Dan sesungguhnya aku meminta Rabbku untuk ummatku agar Dia tidak membinasakan mereka dengan kekeringan menyeluruh, agar Dia tidak memberi kuasa musuh untuk menguasai mereka selain diri mereka sendiri sehingga menyerang perkumpulan mereka. Dan sesungguhnya Rabbku berfirman, “Hai Muhammad, sesungguhnya Aku bila menentukan takdir tidak bisa dirubah, sesungguhnya Aku memberikan untuk umatmu agar mereka tidak dibinasakan oleh kekeringan menyeluruh dan Aku tidak akan memberi kuasa musuh untuk menyerang mereka selain diri mereka sendiri lalu mereka menyerang perkumpulan mereka, walaupun musuh mengeepung mereka dari segala penjurunya, hingga akhirnya sebagian dari mereka (umatmu) membinasakan sebagaian lainnya dan saling menawan satu sama lain.”
(HR. Muslim no. 2889)


Assalamu'Alaikum,, Warohmatullohi,, Wabarokaatuh,,
Terima Kasih telah mengunjungi Blog Kami.

Saudara Sekalian, fungsi bendera adalah sebagai simbol sebuah kelompok, massa, bahkan Negara pada wilayah tertentu. Akan tetapi, Apakah bendera yang dikibarkan harus mengandung unsur Filosofis dan atau pun sejarah, terutama dalam agama Islam yang harus sejalan dengan contoh.? Sebagaimana dengan peristiwa di Negeri Indonesia sekarang, dan banyak pula orang yang menanggapi Bendera Indonesia tidak ada contoh dari Rasulullah S.A.W dan menganggapnya sebagai Bid'ah ataupun Ashabiyah, dan pula menyertakan dalil Hadits, yakni :
"Bukan Termasuk Golongan Kami, Siapa Saja Yang Menyeru Kepada Ashabiyah."(HR. Abu Dawud)
Oleh karena itu, kami berharap bisa untuk menyikapi kejenuhan mendapat pendapat atau informasi yang simpang siur akan kebenaranya, dan pula bisa membantu anda yang mungkin was-was untuk melakukan beberapa perayaan, seperti UPACARA BENDERA, PENGIBARAN BENDERA dan juga yang tak lebih penting adalah PENGHORMATAN BENDERA. insyaallah semoga bisa bermanfaat.

INGAT.!! Tulisan kami tidak diniatkan untuk apapun selain untuk keutuhan Negeri Ini.
Bendera Merah Putih Adalah Bendera
Nabi Muhammad S.A.W (API SEJARAH)


Di dalam buku 'Api Sejarah' karya Ahmad Mansur Suryanegara, disebutkan bahwa bendera Republik Indonesia (RI), 'Sang Saka Merah Putih', adalah Bendera Rasulullah Muhammad SAW.

Para ulama dahulu berjuang untuk memperkenalkan Bendera Sang Saka Merah Putih sebagai bendera Rasulullah SAW kepada bangsa Republik Indonesia dengan mengajarkannya kembali mulai sejak Abad Ketujuh Masehi atau pada abad kesatu Hijriah. Masa ini ialah bertepatan dengan masuknya agama Islam ke daerah Nusantara.

Ahmad Mansyur menyatakan bahwa; para ulama membudayakan bendera sangsaka merah putih dengan berbagai sarana diantaranya dengan tiga cara berikut:

Pertama, setiap awal pembicaraan ataupun kata awal pengantar sebuah buku, sering diucapkan atau pula dituliskan istilah Sekapur Sirih dan juga Seulas Pinang. Kita ketahui bahwa kapur dengan sirih akan menghasilkan warna merah? Lalu, apabila buah pinang diiris dan ataupun dibelah, akan terlihat di dalamnya berwara putih?
Kedua, budaya untuk menyambut kelahiran dan juga pemberian nama bayi dan juga Tahun Baru Islam senantiasa selalu dirayakan dengan menyajikan bubur merah dan bubur putih?
Ketiga, pada saat penduduk membangun rumah, di susunan atas selalu dikibarkan Sang Merah Putih. Pada tiap hari Jum’at, pada mimbar Jum’at di Masjid Agung atau pun Masjid Raya sering dihiasi dengan bendera merah putih.

Ahmad Mansur Suryanegara

Ahmad Mansyur pun menyatakan bahwa; pendekatan budaya yang dilakukan oleh para ulama telah menjadikan para pemerintah kolonial Belanda tidak sanggup melarang untuk pengibaran bendera merah putih oleh rakyat bangsa Indonesia.

Ahmad Mansyur menegaskan bendera Rasulullah SAW berwarna ‘Merah dan Putih’ seperti yang ditulis oleh Imam Muslim dalam Kitabnya, ialah Al-Fitan, Jilid X,  halaman 340. Hadits Dari Hamisy Qasthalani,

Rasulullah SAW Bersabda: “Innallaha zawaliyal ardha masyaariqaha wa maghariba ha wa a’thonil kanzaini Al-Ahmar wal Abjadh”.
“Allah menunjukkan kepadaku (Rasul) dunia. Allah menunjukkan pula timur dan barat. Allah menganugerahkan dua perbendaharaan kepadaku: Merah Putih”.

Pendapat ini didapatkan oleh Ahmad Mansyur dari buku berjudul Kelengkapan Hadits Qudsi yang dibuat oleh Lembaga Al-Qur’an dan Al-Hadits dari Majelis Tinggi Urusan Agama Islam Kementerian Waqaf Mesir pada tahun 1982, halaman 357-374. Buku ini pada versi bahasa Indonesia dengan alih bahasa oleh Muhammad Zuhri.

Ahmad Mansyur mengemukakan bahwa sejumlah argumen pendukung untuk menguatkan pendapatnya, yakni merah putih adalah sangsaka bendera Rasulullah Muhammad SAW.

Hadits shohih yang diriwayatkan oleh Imam Muslim pada Kitab Al-Fitan Jilid X, halaman 340 dari Hamisy Qastalani. Di situ tercatat, Imam Muslim berkata: “Zuhair bin Harb bercerita kepadaku, demikian juga Ishaq bin Ibrahim, Muhammad bin Mutsanna din Ibnu Bagyar. Ishaq bercerita kepada kami. Orang-orang lain berkata: Mu’aelz bin Hisyam bercerita kepada kami, ayah saya bercerita kepadaku, dad Oatadah dari Abu Qalabah, dari Abu Asma’ Ar-Rahabiy, Dari Tsauban radhiallahu anhu dia berkata: Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda:

إِنَّ اللَّهَ زَوَى لِي الْأَرْضَ فَرَأَيْتُ مَشَارِقَهَا وَمَغَارِبَهَا وَإِنَّ أُمَّتِي سَيَبْلُغُ مُلْكُهَا مَا زُوِيَ لِي مِنْهَا وَأُعْطِيتُ الْكَنْزَيْنِ الْأَحْمَرَ وَالْأَبْيَضَ وَإِنِّي سَأَلْتُ رَبِّي لِأُمَّتِي أَنْ لَا يُهْلِكَهَا بِسَنَةٍ عَامَّةٍ وَأَنْ لَا يُسَلِّطَ عَلَيْهِمْ عَدُوًّا مِنْ سِوَى أَنْفُسِهِمْ فَيَسْتَبِيحَ بَيْضَتَهُمْ وَإِنَّ رَبِّي قَالَ يَا مُحَمَّدُ إِنِّي إِذَا قَضَيْتُ قَضَاءً فَإِنَّهُ لَا يُرَدُّ وَإِنِّي أَعْطَيْتُكَ لِأُمَّتِكَ أَنْ لَا أُهْلِكَهُمْ بِسَنَةٍ عَامَّةٍ وَأَنْ لَا أُسَلِّطَ عَلَيْهِمْ عَدُوًّا مِنْ سِوَى أَنْفُسِهِمْ يَسْتَبِيحُ بَيْضَتَهُمْ وَلَوْ اجْتَمَعَ عَلَيْهِمْ مَنْ بِأَقْطَارِهَا أَوْ قَالَ مَنْ بَيْنَ أَقْطَارِهَا حَتَّى يَكُونَ بَعْضُهُمْ يُهْلِكُ بَعْضًا وَيَسْبِي بَعْضُهُمْ بَعْضًا

“Sesungguhnya Allah menggulung bumi untukku sehingga aku bisa melihat timur dan baratnya. Dan sesungguhnya kekuasaan ummatku akan mencapai apa yang telah dinampakkan untukku. Aku diberi dua harta simpanan: Merah dan putih. Dan sesungguhnya aku meminta Rabbku untuk ummatku agar Dia tidak membinasakan mereka dengan kekeringan menyeluruh, agar Dia tidak memberi kuasa musuh untuk menguasai mereka selain diri mereka sendiri sehingga menyerang perkumpulan mereka. Dan sesungguhnya Rabbku berfirman, “Hai Muhammad, sesungguhnya Aku bila menentukan takdir tidak bisa dirubah, sesungguhnya Aku memberikan untuk umatmu agar mereka tidak dibinasakan oleh kekeringan menyeluruh dan Aku tidak akan memberi kuasa musuh untuk menyerang mereka selain diri mereka sendiri lalu mereka menyerang perkumpulan mereka, walaupun musuh mengeepung mereka dari segala penjurunya, hingga akhirnya sebagian dari mereka (umatmu) membinasakan sebagaian lainnya dan saling menawan satu sama lain.” (HR. Muslim no. 2889)


Menurut Ahmad Mansyur, Rasulullah Muhammad SAW memanggil istrinya, Siti Aisyah R.A, dengan sebutan Humairah yang artinya merah.

Pakaian Rasulullah SAW yang indah juga berwarna merah, seperti yang  disampaikan oleh Al Barra: “Kanan Nabiyu Saw marbua’an wa qadra ataituhu fi hullathin hamra-a, Ma raitu syaian ahsana min hu”

Artinya: “Pada suatu hari Nabi SAW duduk bersila dan aku melihatnya beliau memakai hullah (busana rangkap dua) yang berwarna merah. Aku belum pernah melihat pakaian seindah itu”.

Ahmad Mansyur pun menyatakan busana warna putih yang juga dikenakan oleh Rasulullah SAW, sedangkan pedang Sayidina Ali Bin Abi Thalib R.A berwarna merah dan sarung pedang Khalid bin Walid pun berwarna merah-putih.

Demikian yang Kami sampaikan. Pendapat ini bisa di ambil dari buku karya AHMAD MANSUR SURYANEGARA - API SEJARAH.

Wallahu'Alam Bishawwab..

Semoga Bisa Bermanfaat.

WassalamuA'laikum,, Warohmatullahi,, Wabarokaatuh,,

banner
Previous Post
Next Post

0 komentar: