Rabu, 15 Maret 2017

Masalah Tahlilan Yang Tidak Ada Ujungnya

Masalah Tahlilan Yang Tidak Ada Ujungnya

Masalah Tahlilan Yang Tidak Ada Ujungnya

قال الإمام أحمد بن حنبل رضي الله عنه في كتاب الزهد له حدثنا هاشم بن القاسم قال ثنا الاشجعي عن سفيان قال قال طاووس إن الموتى يفتنون في قبورهم سبعا فكانوا يستحبون أن يطعموا عنهم تلك الأيام. قال الحافظ أبو نعيم في الحلية حدثنا أبو بكر بن مالك ثنا عبد الله بن أحمد ابن حنبل ثنا أبي ثنا هاشم بن القاسم ثنا الأشجعي عن سفيان قال قال طاووس إن الموتى يفتنون في قبورهم سبعا فكانوا يستحبون أن يطعم عنهم تلك الأيام.
Imam Ahmad bin Hanbal radliyallahu ‘anh berkata : “Menceritakan kepada kami Hisyam bin al-Qasim, ia berkata, menceritakan kepada kami al-Asyja’iy dari Sufyan, ia berkata : Thawus berkata, “sesungguhnya orang mati terfitnah (ditanya malaikat) didalam kubur mereka selama 7 hari, maka mereka mengajurkan supaya memberikan makanan (yang pahala) untuk mereka pada hari-hari tersebut”.

Assalamu'alaikum, WR.WB.


Hukum halal dan juga haramnya tahlilan memang sudah sejak dulu sampai sekarang ini selalu jadi tema yang sangat banyak digemari oleh para kalangan akar rumput dari umat Islam sendiri untuk saling tikam, saling menjelekkan dan juga saling bertengkar. Sampai ada satu anekdot yang berbunyi "kalau kita ingin mengadu domba umat Islam yang sudah akur dan rukun agar saling cakar-cakaran, ajak saja mereka untuk berdiskusi urusan tahlilan, pasti dijamin mereka akan terjadi perang saudara".

Yang satu bisa dan akan menjudge dan mengharamkan tahlilan sampai ke akar-akarnya, dan yang lainnya pun akan membela mati-matian hingga tetes darah yang penghabisan. Berbagai macam caci maki yang biasanya terlontar di tengah perdebatan yang tidak akan pernah ada akhirnya.

Saya sendiri pun sudah bosan untuk bicara tentang hukum tahlilan ini, selain karena tidak pula ada gunanya, juga disebabkan karena kebiasaan jelek di bangsa kita, yaitu baik yang mendukung atau pun juga yang anti pati terhadap tahlilan, biasanya sama-sama dan selalu ngotot dan tidak mau juga kalah. Maka bukan ilmu yang bisa kita pelajari, tetapi perang saudara yang malah bisa terjadi.

1001 Cara Mengharamkan Tahlilan
Kalangan yang anti terhadap tahlilan punya 1001 cara dan juga hujjah untuk mengharamkan tahlilan in, mulai dari bid'ah, atau syirik, dan budaya jahiliyah, sampai mengharamkan makan nasi dari tahlilan, karena dianggapnya sama dengan sesaji atau  pun sesembahan yang dipersembahkan kepada jin. Kadang orang yang anti tahlilan ini sampai tidak mau untuk bertegur sapa dengan ayah dan juga ibu kandungnya sendiri, karena hanya lantaran kedua orang tuanya mereka anggap kafir atau pun musyrik, yang disebabkan karena keduanya senang bikin acara tahlilan.

Jadi hingga sebegitu bencinya mereka kepada kalangan yang pro dengan tahlilan, melebihi bencinya kepada orang yahudi, Dajjal atau pun Iblis dan setan sekali pun. Mengapa hal seperti itu bisa sampai terjadi?

Sederhana saja sebetulnya, namanya juga orang dicekokin, sejak pertama kali untuk mengaji hingga 30-40 tahun kemudian, tema yang telah dibahas memang tidak pernah keluar dari kajian untuk memaki-maki kalangan yang pro tahlilan. Bahkan juga agenda dakwah yang paling utama dan utama dalam pandangan mereka cuma satu, yaitu bagaimana caranya memberantas kemusyrikan, yang wujud nyatanya tidak lain adalah ritual tahlilan.

Jadi kalau bicara tentang dakwah, maka yang terbersit pertama kali di kepala mereka adalah dakwah untuk membasmi ritual tahlilan. Kalau membahas tentang jihad, yang terbayang dibenak mereka adalah bagaimana caranya untuk memerangi kalangan pro tahlilan. Kalau bicara amar makruf dan nahyi munkar, yang terbayang ialah membubarkan acara tahlilan. Pendeknya, musuh utama dari agama Islam menurut mereka adalah orang Islam yang sering menggelar acara tahlilan.
Kalangan Pro Tahlilan
Di sisi lain, kalangan yang pro dengan tahlilan pun tidak menerima jikalau tahlilan itu dibilang sebagai syirik, bid'ah dan juga jahiliyah. Maka setiap kali mereka melakukan dan menggelar acara pengajian, maulidan, hajatan, tujuh bulanan,  syukuran,aqiqahan, pasti diawali dengan acara tahlilan, lalu materi para penceramahnya pun tidak kalah panas, yaitu menjawab berbagai macam tuduhan-tuduhan sambil balik untuk membalas dan menyerang lawannya dengan cara menjelek-menjelekan, mencaci-maki dan juga untuk membodoh-bodohi kalangan yang anti tahlilan.

Dan sama juga dengan yang anti tahlilan, kalangan pro tahlilan ini pun mempunyai stigma yang besar, yaitu untuk tujuan dakwah, jihad dan juga amar makruf nahi munkar mereka tidak lain adalah dengan bagaimana menghabisi lawannya, yaitu kalangan yang anti dengan tahlilan.

Maka, kita bisa lihat peta umat Islam di hari ini, masing-masing pun saling mengacungkan pedang ke arah saudaranya, sambil mulutnya tidak berhenti untuk mencaci, lalu memaki, dan juga melaknat saudaranya sendiri.
Tahlilan : Bersumber Dari Tradisi Nenek Moyang?
Kalangan yang anti tahlinan biasanya memang senang menyerang lawannya dengan sebuah tuduhan bahwa bentuk ritual yang dari nenek moyang dan sejatinya adalah ritual penyembahan yang dilakukan kepada berhala atau roh-roh halus, untuk meminta keselamatan dan juga sebagainya.

Kalangan yang pro dengan tahlilan biasanya pun akan menjawab bahwa memang melakukan penyembahan berhala dan roh-roh itu syirik dan juga haram. Namun mereka berkata bahwa tahlilan itu tidak sama sekali ada kaitannya dengan penyembahan berhala atau pun roh-roh tertentu. Sebab dalam fiqih islam itu berlaku hukum perubahan hukum yang sesuai dengan perubahan wujud.

Kulit bangkai yang hukum tadinya najis, kalau disamak dan sesuai dengan syariah, hukumnya pun akan berubah menjadi suci. Dan cara penyamakan ini pun semata-mata berdasarkan ketentuan yang didapat dari Rasulullah SAW sendiri.

Hukum Khamar yang haram diminum dan juga najis itu, kalau zatnya sudah berubah menjadi cuka, maka hukumnya pun berubah menjadi suci dan juga boleh dimakan.

Bangkai babi yang dikubur yang terletak di dalam tanah sehingga jasadnya 100% itu pun berubah jadi tanah, tidak lagi menjadi salah satu benda najis, karena yang najis itu ialah babi, sedangkan tanah itu tidak lah najis. Sebab hukum tanah dalam Bab fiqih thaharah itu suci dan juga mensucikan, bahkan boleh kita gunakan untuk bersuci dengan cara praktik tayammum.

Maka menurut pendapat yang pro tahlilan, argumentasi haramnya dari tahlilan dengan mengaitkannya sebagai ritual yang dilakukan oleh orang kafir di masa lalu dengan sendirinya akan patah, karena terlalu lemah hujjahnya. Dan bagi yang anti tahlilan pun tidak bisa terima, sambil kemudian menjawabnya lagi. Dan debat kusir itupun tidak akan pernah selesai hingga akhir nanti.

Wallahu'Alam Bishhawwab.

Wassalamu'Alaikum, WR. WB.

Lihat Article Lainnya :
Dimanakah Orang Tua Nabi Muhammad S.A.W.?
Kembali Kepada Al-Qur'an Dan Sunnah Melalui Sanad Ilmu (ULAMA)

Keyword :

tahlilan
tahlilan menurut muhammadiyah
tahlilan adalah
tahlilan mp3
tahlilan menurut nu
tahlilan band
tahlilan dan yasinan
tahlilan bid'ah
tahlilan menjerumuskan ke neraka
tahlilan menurut islam
tahlilan 40 hari
tahlilan artinya
tahlilan adalah bid'ah
tahlilan adi hidayat
tahlilan ajaran hindu
tahlilan ala nu
tahlilan almanhaj
tahlilan arwah
tahlilan aswaja
tahlilan apakah haram
tahlilan black metal
tahlilan boy
tahlilan bacaan
tahlilan berasal dari agama hindu
tahlilan bukan bid'ah
tahlilan boy wirawan
tahlilan berapa hari
tahlilan bid'ah atau bukan
tahlilan cirebon
tahlilan cara
tahlilan cak nun
tahlilan cuma ada di indonesia
cara tahlilan orang meninggal
cara tahlilan yang benar
ceramah tahlilan
banner
Previous Post
Next Post

0 komentar: